Larantuka - Tidak banyak masyarakat luar Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur yang mengetahui tentang sebuah proyek kesadaran dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan sumber daya manusia generasi penerusnya.
Bahkan proyek ini sesungguhnya jika mau diteliti oleh pihak-pihak yang berkompoten di dunia pendidikan, tentu bisa dicontohi untuk dikembangkan di kabupaten/kota di provinsinya masing-masing.
Maksud, tujuan dan apa saja kegiatan Taman Bacaan Pelangi ini, menarik untuk sama-sama diketahui lebih dalam, dan sesudah itu mari kita tulis komentar sebagai urun rembuk bagi mereka yang berkompoten.
Bacaan Pelangi adalah proyek sosial nirlaba untuk mendirikan taman bacaan gratis bagi anak-anak yang tinggal di desa-desa pelosok di Indonesia. Tujuan utama dari Taman Bacaan Pelangi ini, lansir duniaperpustakaan.com, adalah untuk menumbuhkan minat baca anak-anak Indonesia. Oleh sebab itu, kami menyediakan fasilitas berupa buku-buku bacaan anak-anak yang berkualitas. Menurut kami, ketersediaan akses terhadap buku bacaan yang berkualitas sangat penting bagi pendidikan anak dan akan memiliki dampak positif terhadap perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Dengan membaca, anak-anak dapat memperluas wawasan mereka dan kesempatan-kesempatan baru pun akan terbuka.
Tujuan Taman Bacaan Pelangi adalah:
Untuk menumbuhkan minat baca anak-anak
Untuk menyediakan akses terhadap buku-buku bacaan anak-anak yang berkualitas bagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil
Untuk menyediakan tempat bagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil di Manggarai Barat, Flores dimana mereka dapat dengan santai dan nyaman membaca buku-buku bacaan di luar jam sekolah
Konsep
Kami percaya konsep Taman Bacaan Pelangi yang unik mampu menciptakan kesinambungan, mengedepankan peran serta masyarakat serta kebutuhan biaya yang minimum dan efektif untuk mendukung pendidikan anak-anak di daerah-daerah terpencil. Bagi masyarakat yang berminat untuk mendirikan Taman Bacaan Pelangi di desa mereka, maka kami akan:
melakukan pengadaan dan menyediakan buku-buku bacaan
membantu mengidentifikasikan lokasi yang aman dan strategis
membantu dalam mengidentifikasi dan memberikan pengarahan dalam hal pengelolaan taman bacaan
mendirikan Taman Bacaan Pelangi di lokasi tersebut
Bagi Taman Bacaan Pelangi yang sudah berdiri dan berjalan di semua desa, kami melakukan rotasi buku antar taman bacaan secara reguler. Hal ini dilakukan untuk menjamin anak-anak selalu mendapatkan akses terhadap buku-buku bacaan yang baru dan memaksimalkan jangkauan atas setiap buku yang ada. Dengan demikian, anak-anak di setiap lokasi Taman Bacaan Pelangi akan mendapatkan koleksi buku baru secara reguler (setiap empat hingga 6 bulan), tanpa kami harus membeli buku-buku yang baru.
Taman Bacaan Pelangi yang sudah ada dikelola oleh komunitas masyarakat setempat di masing-masing lokasi. Taman Bacaan Pelangi ini terbuka untuk anak-anak setiap saat, masing-masing desa memiliki jadwal buka yang berbeda. Ada yang buka setiap hari, ada juga yang buka setiap Sabtu dan Minggu sore. Namun, yang pasti, setiap Sabtu sore semua lokasi Taman Bacaan Pelangi dibuka untuk anak-anak.
Setiap Sabtu sore, antara pukul 14.00 hingga 17.00, anak-anak di setiap desa dengan antusias mendatangi lokasi Taman Bacaan Pelangi untuk membaca bersama.
Kami juga seringkali mengundang tamu-tamu untuk bergabung bersama kami di kegiatan membaca Sabtu sore. Tamu-tamu yang berkunjung memiliki profesi yang berbeda-beda, mulai dari wartawan, guru, pelaku pariwisata, dan lain-lain. Kami mengajak mereka untuk berbagi informasi dan memberikan inspirasi kepada anak-anak tentang profesi mereka.
Buku-Buku Bacaan Yang Disediakan
Selain membeli buku-buku bacaan dari supplier, kami juga mengumpulkan buku-buku bacaan bekas dari sumbangan teman-teman. Setelah itu, kami mengirim dan mendistribusikan buku-buku tersebut ke lokasi Taman Bacaan Pelangi, baik yang sudah berdiri maupun lokasi Taman Bacaan Pelangi yang baru.
Masing-masing lokasi Taman Bacaan Pelangi memiliki sekitar 300 buku yang terdiri dari berbagai macam jenis, yaitu antara lain:
Cerita Rakyat dari Indonesia dan negara-negara lain: Untuk memperkenalkan legenda rakyat, kebudayaan dan tradisi yang hidup di daerah-daerah lain di Indonesia, dimana beberapa tradisi tersebut hampir punah karena tersisihkan oleh modernisasi. Disamping itu, cerita rakyat dari negara lain di dunia memberikan gambaran akan budaya yang ada di negara-negara lain.
Ensiklopedia Anak: Memberikan informasi secara sederhana dan menyenangkan melalui ilustrasi gambar tentang banyak hal, mulai dari kesehatan, kebersihan, lingkungan, alam, planet, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Cerita Petualangan: Membantu membangun daya imajinasi anak serta menstimulasi minat baca
Komik: Memperkenalkan anak-anak kepada komik-komik klasik yang disukai anak-anak di seluruh dunia, seperti Tintin dan Donal Bebek.
Lokasi
Fokus pertama kami adalah wilayah Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Wilayah Timur Indonesia masih sangat terbelakang dan belum berkembang. Masih banyak desa yang belum memiliki akses terhadap listrik dan air bersih, apalagi akses terhadap buku-buku bacaan.
Pendidikan adalah salah satu faktor kunci bagi perkembangan anak. Kami memulai proyek sosial ini? di Manggarai Barat, Flores dimana kami mendirikan perpustakaan kecil gratis bagi anak-anak yang tinggal di desa-desa terpencil. Kami ingin melihat mereka tersenyum gembira. Kami ingin memperluas wawasan mereka. Kami ingin membuat mereka berani untuk bermimpi, bertumbuh dewasa dan menjadi pribadi yang pintar, dan menjadi tumpuan masa depan bagi perkembangan masyarakat. Untuk semua itu, kami memulainya dengan satu langkah kecil, yaitu dengan berusaha membuat mereka menjadi gemar membaca dan menyediakan akses terhadap ilmu pengetahuan, melalui buku-buku bacaan.
Latar Belakang
Taman Bacaan Pelangi didirikan oleh Nila Tanzil, seorang wanita Indonesia yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan dan masa depan anak-anak Indonesia yang hidup di daerah-daerah terpencil.? Ketika bekerja di Taman Nasional Komodo, Nila merasa tersentuh oleh kehidupan masyarakat setempat yang sederhana dan merasa tergugah untuk berbuat sesuatu yang dapat membantu proses perkembangan mereka.
Pada November 2009, Nila mulai mengembangkan konsep Taman Bacaan Pelangi.
Dalam waktu satu bulan, sekitar 1,500 buku bacaan anak-anak berhasil didapatkan; dana sekitar Rp 15 juta rupiah berhasil dikumpulkan dari donatur; serta lokasi ideal untuk Taman Bacaan Pelangi di empat desa pertama berhasil ditemukan.
Taman Bacaan Pelangi yang pertama didirikan berada di Kampung Roe, Flores pada 5 Desember 2009.
Dalam waktu tiga bulan, empat Taman Bacaan berhasil didirikan di Kampung Melo, Kampung Nampar Macing, Kampung Roe dan Kampung Komodo.
Acara peresmian Taman Bacaan Pelangi diadakan pada 13 Maret 2010 di Sanggar Compang To’e, Kampung Melo, yang juga merupakan salah satu lokasi Taman Bacaan Pelangi. Acara itu dihadiri oleh lebih dari 200 orang, terdiri dari tokoh masyarakat, pemerintahan, kepala desa, LSM internasional, pelaku pariwisata, guru dan siswa-siswi sekolah dasar di desa lokasi Taman Bacaan Pelangi berada.
Pada April 2010, Taman Bacaan Pelangi mendirikan dua taman bacaan di Taman Nasional Komodo, yaitu di Kampung Rinca dan Kampung Papagarang. Dengan adanya kedua taman bacaan ini, maka kini Taman Bacaan Pelangi telah berdiri di enam lokasi yang berbeda di Manggarai Barat, Flores.
Rencana Selanjutnya
Kami sangat berterima kasih dan antusias dengan segala dukungan yang telah diberikan kepada Taman Bacaan Pelangi, baik dari masyarakat setempat, maupun dari para donatur dan sponsor. Rencana kami ke depan adalah:
Mendukung jejaring Taman Bacaan Pelangi di semua lokasi, termasuk rotasi buku antar lokasi
Mendirikan lebih banyak lagi taman bacaan di daerah-daerah terpencil di Flores Barat, Indonesia
Mereplikasi model Taman Bacaan Pelangi di daerah terpencil lainnya di Indonesia
Berkolaborasi dengan organisasi nirlaba lainnya serta sektor swasta di dalam pengadaan buku-buku, sehingga dapat menjangkau lebih banyak anak-anak yang tinggal di pelosok daerah.
Taman Bacaan Pelangi sungguh sebuah inspirasi yang hebat demi sumber daya manusia generasi penerus cita-cita bangsa yang handal dan mampu bersaing dalam tuntutan dan tangan pembangunan yang kian berat dan kompleks.(moral-politik)