Larantuka -
Sail Komodo 2013 tak hanya dimaksudkan untuk menggalakkan pariwisata dan memajukan perekonomian daerah-daerah kepulauan di
Nusa Tenggara Timur. Kegiatan itu sekaligus menjadi ajang untuk memupuk rasa nasionalisme.
Menurut
Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Sail Komodo 2013,
Kolonel Marinir Bambang Hullianto, guna memupuk jiwa nasionalisme putra-putri generasi bangsa, Unsur Tugas Pelayanan Masyarakat (U.T. Yanmas) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, menggelar program penyuluhan Bela Negara bidang potensi maritim dan hukum serta bahaya narkoba kepada siswa-siswi SD, SMP, dan SMA, di SD Inpres Waikomo, Kecamatan Nubatukan, Lembata, NTT.
"
Masyarakat Kabupaten Lembata adalah warga trans lokal eks pengungsi Timor Timur dan korban kerusuhan Ambon. Dalam kerangka memperkokoh NKRI, Satgas Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya LXII/2013, menggelar program penyuluhan Bela Negara, Potensi Maritim dan Hukum serta bahaya Narkoba di Nubatukan dan Lembada, NTT," kata
Bambang Hullianto, melalui rilisnya, Rabu (4/9).
Materi penyuluhan bidang hukum di antaranya tentang perdagangan manusia (trafficking) dan bahaya narkoba. Pematerinya, Kapten Laut (KH) Mas Iyan Diana D SH, mengupas tentang kejahatan perdagangan manusia dengan modus memanfaatkan tenaga kerja dari daerah yang kurang berpengalaman.
"
Melalui penyuluhan ini diharapkan menambah wawasan bagi remaja dan masyarakat Lembata agar tidak menjadi korban pelaku trafficking," ujar
Mas Iyan di hadapan peserta penyuluhan.
Sedangkan sesi penyuluhan
bahaya narkoba disampaikan oleh
Kapten Laut (K) Mawar dari unsur tugas Pelayanan Kesehatan (Yankes).
Dokter Angkatan Laut. Mawar memaparkan dampak pemakaian narkoba bagi kesehatan tubuh, termasuk
potensi penularan HIV/AIDS melalui jarum suntik yang digunakan secara bergantian.
Menurut
Bambang, minat generasi muda di
Lembata akan pendidikan sangat tinggi. Sebab, banyak di antara mereka yang melanjutkan jenjang pendidikan tingginya hingga ke luar daerah seperti di Jakarta, Surabaya dan Makassar.
"
Sedangkan bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan jenjang pendidikan, merantau mencari nafkah ke kota, dengan harapan meningkatkan ekonomi keluarga lebih baik," ungkap Bambang.
sumber : jpnn