Larantuka - Main perdana sebagai pengganti saat melawan Filipina, Kamis pekan lalu, Yabes Roni Malaifani langsung menawan.
Baru dua menit menggantikan Dinan, pemuda asal Alor, Nusa Tenggara Timur usia 18 tahun ini berhasil menggetarkan jala musuh. Skor berakhir 2 - 0, untuk Timnas Indonesia U-19.
Setelah menjebol jala lawan nama
Yabes mendadak menjadi bahan perbincangan. Namun hal itu justru memantik kecemasan baru padanya. Yabes bercerita kekhawatiranya menghadapi fans maupun awak media.
Maklum, Yabes mengaku belum pernah
diwawancarai wartawan. Ia mengungkapkan kegugupannya. Saking gugupnya, ia menghindari wartawan yang akan mewawancarainya di Hotel Sultan.
"
Saat wartawan mencari saya di Hotel Sultan, jujur beta gugup diwawancarai wartawan. Wartawan pakai lift ke atas, beta langsung turun lewat tangga darurat," ujar Yabes polos
Kini
Yabes Roni Malaifani sedang libur setelah mengikuti penyisihan Piala AFC U-19. Ia akan kembali ke rumah orangtuanya di Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.
Walau libur main bola, ia terus berlatif fisik. Sebab
pelatih Timnas U-19 Indra Sjafri belum memberi tahu kapan jadwal pemusatan latihan kembali.
"
Harus kuat fisik, beta cuma disuruh tulis nomor telepon atau yang punya blackberry pakai PIN. Nanti kita dihubungi lagi. Semua pemain memiliki peluang yang sama," ujar Yabes.
Yabes mengatakan pelatih Indra Sjafri mengajarkan kedisplinan yang tinggi. Ia pun mengaku sempat mendapatkan teguran dari sang pelatih. Peristiwa itu terjadi saat latihan Timnas.
"Coach Indra keras, tapi beta suka dia. Dia bilang kalau pemain suruh lepas bola ya sudah tak boleh sentuh bola. Karena beta kebiasaan di Alor main-main bola, beta ditegur, dimarahin sampai tiga kali. Kamu jangan sentuh bola," ucap Yabes.
Ia juga mendapat evaluasi dari
Indra Sjafri. Yabes dinilai masih lemah dalam koordinasi antarpemain. Ia pun berjanji memperbaikinya. Semua pemain, juga diingatkan agar tetap fokus meskipun kini anggota Garuda Muda menjadi idola baru rakyat Indonesia.
"
Pelatih marah kalau kita lupa diri. Kalian boleh jadi pemain bintang tetapi fokus bermain, kalau tidak nanti dicoret," kata Yabes yang mengaku belum mendapatkan tawaran bermain iklan. Yabes juga mengaku tidak terpikir untuk ikut dalam sebuah iklan.
Dalam kesempatan itu, Yabes juga mengaku bahagia bisa berteman dengan para pemain lainnya yang berasal dari daerah dan asal-usul berbeda-beda. Meskipun dari latar belakang berbeda, seluruh pemain dapat langsung menyatu. Kuncinya, kata Yabes, berkomunikasi.
"Kami semua dari daerah berbeda-beda. Kita punya cerita-cerita lucu lalu kita ceritakan jadilah tertawa semua dan akrab," kata Yabes.
Teman sekamar Yabes di Hotel Sultan merupakan pemain asal Papua,
Yanto Basna. Namun, belum pernah bermain karena didera cidera.
Seiring prestasinya, Yabes kini sering dimintai foto bersama dengan fans. "Waktu itu, security Hotel ternyata dari NTT juga, beta ngobrol dan dia minta foto bareng," kata Yabes tertawa.(tribunnews)