LEWOLEBA, Suasana di Perairan laut
Desa Lamalera, Kabupaten Lembata, Minggu (23/6), tidak seperti biasanya. Biasanya peledang-peledang (Perahu,red) Lamalera “dikerahkan” nelayan setempat untuk
memburuh ikan paus. Namun keramaian Minggu kemarin, dipersiapkan warga setempat khusus untuk menjemput
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Mari Elka Pangestu dan rombongan.
Pada hari kedua, berada di Kabupaten Lembata, Senin (24/6), pukul, 06.00 Wita, Menteri beserta rombongan diajak
Bupati Lembata, Eliazer Tentji Sunur “
berwisata” dimulai dari kota Lewoleba, menyusuri wilayah Selatan Pulau Lembata dengan menumpang kapal cepat ke
Desa Lamalera, kampung nelayan dengan tradisi penangkapan ikan paus, destinasi wisata budaya di Desa Lusilame, Panas Bumi di Desa Watuwawer dan kembali ke kota Lewoleba.
Tiga buah Peledang berhiaskan ornamen bendera warna-warni itu dikayuh dari lepas pantai Desa Lamalera menuju kampung Lamalera. Tidak seperti biasanya, para Matros yang menempati ketiga peledang itu mengenakan sarung adat khas Lamalera, bertelanjang dada dengan topi dari anyaman lontar khas Lamalera. Mereka duduk berbaris-baris di dalam peledang sambil terus mengayuh pendayung.
“Hilibe..hilibe..,” demikian seruan penyemangat terlontar keluar dari bibir para Matros saat mereka mengayuh peledang. Nyanyian-nyanyian penyemangat itu dilantunkan terus menerus hingga mencapai bibir pantai Desa Lamalera.Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu tampak tidak sungkan. Senyum sumringah menghiasi wajahnya mengisyaratkan ia sedang menikmati aksi para nelayan Lamalera, persis seperti saat mereka sedang berburu paus.
Sejurus kemudian, tiga buah peledang, dengan layar terkembang dikayuh para Matros dari arah Selatan. Lama’fa (juru tikam ikan paus) berdiri di ujung haluan Peledang dengan Tempuling (alat tikam Paus tradisional) terhunus ditangannya. Haluan peledang-peledang itu mendekati Peledang yang sedang ditumpangi sang Menteri.
Atraksi Penangkapan Paus, Suguhan Nelayan Lamalera, dihadapan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Tampak seorang Lama’fa (juru tikam) sedang melompat sambil menikamkan tempuling ke Laut.. Saat mendekat, sang Lama’fa meloncat dan menghujamkan tempuling ke dalam laut, tepat di arah sang Menteri. Atraksi penangkapan ikan paus itu dilakukan berkali-kali, hingga rombongan Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif RI ini tak berhenti memotret.
Menteri pun digotong bersama peledang ke bibir pantai dan diterima secara adat dengan memotong tali selamat datang di Kampung Lamalera.
“Sejak kecil, kami orang Lamalera sudah sering melihat “orang putih” (sebutan untuk turis asing). Tetapi sampai sekarang kami tidak tahu apa makna kehadiran “orang putih” itu bagi kami. Kami harap dengan sentuhan Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif, mampu meningkatkan taraf hidup kami,” ujar Simon G. Krova, anggota DPRD Lembata asal Desa Lamalera. Krova didaulat bebicara mewakili orang Lamalera kepada Menteri Pariwisata.
Menteri Mari Elka Pangestu dalam acara penjemputan secara Adat di Lamalera. (Foto: FBC/Yogi Making)Namun Krova mengatakan, isu konservasi mamalia paus terus menghantui orang Lamalera, padahal, Lamalera bergantung hidup dengan berburu Paus. “Kami minta ibu menteri tolong lakukan konservasi terhadap budaya kami,”ujar Krova.
Anggota DPRD asal Lamalera i
ni juga mengatakan, infrastruktur jalan menuju Lamalera saat ini sedang dikerjakan dengan intervensi dana APBD II senilai 14 Miliar.
“Semoga ibu menteri juga membantu kami dengan alokasi dana APBN supaya jalan-jalan menuju destinasi wisata yang ada di Lembata bisa dinikmati, bukan menikmati kelelahan karena jalan yang hancur-hancuran,” katanya.
“
NTT, Flores, Lembata dan Lamalera adalah bagian dari prioritas pengembangan Pariwisata. Sebetulnya kunjungan seperti ini juga melibatkan kementrian lain, seperti Bapenas supaya langsung memotret situasi di sini. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kami bersama. Potensi pariwisata Lamalera sungguh luar biasa. Potensi dan tantangan yang ada ini membutuhkan tim gabungan. Maka saya membawa serta para pengusaha bidang Pariwisata,” ujar Menteri Pangestu.
Pangestu berharap kehadirannya bersama sejumlah pengusaha nasional ini memberikan pencerahan akan potensi dan tantangan di Lembata.
“Semoga ada pencerahan ya Pak, yang bisa diterjemahkan menjadi aksi dalam waktu dekat di alam yang indah dan langit yang biru, yang jarang dijumpai di Jakarta,” ujar Mari Elka sambil menoleh ke rombongan pengusaha yang turut serta.
Melintasi jalan tanah belum terjamah proyek daerah, menteri bersama rombongan berwisata ke Lusilame, Desa wisata Budaya di Kecamatan Atadei. Nilai tradisional budaya seperti tarian, sarung adat, kerajinan dan peninggalan-peninggalan adat masih tersimpan dalam korke di rumah adat masing-masing suku.
Lelah, itulah kesan kuat yang terpancar di
wajah Menteri Mari Elka Pangestu, saat menjejakan kakinya kembali ke Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, NTT, Senin (24/6), pukul 19.00 Wita.
Sumber : FBC