Minggu, 29 September 2013
Larantuka - Beberapa saat lalu kita di hebohkan dengan para demonstran yang mendemo
Lurah Susan di
Lenteng Agung, penempatan
Lurah Susan di lenteng agung di nilai akan berakibat fatal dan dapat mempengaruih perkembangan iman di warga Lenteng Agung
Sungguh sangat ironis memang, indonesia yang memegang teguh
kebebasan beragama, malah di runtuhkan sekelompok pihak yang tidak jelas maksut dan tujuannya, entalah jika yang menjadi pokok permasalahnnya adalah agama, mungkin ini sangat di luar akal sehat
Minimnya tingkat pendidikan dan nilai Nasionalisme warga indonesia ini sungguh membuat kita berlabu dalam ketidakberdayaan,- lebih mirisnya lagi bukan cuma warganya saja yang mulai luntur nilai nasionalismenya namun tokoh tokoh masyrakat yang mempunya nama di masyaraktpun terlihat kurang memahami arti dari nasionalme dan kebersamaan
Sebagai contoh
Jusuf Kalla mantan
Wakil Presiden Indonesia saat menghadiri sebuah acara gereja Jusuf Kalla yang saat itu di undang sebagai seorang tokoh yang di hargai dan di hormati menjawab sebuah pertanyaan tentang larangan pembangunan gereja di Yasmin (GKI Yasmin- red.) Bogor beliau menjawab: “Anda ini sudah punya 56.000 gereja seluruh Indonesia tidak ada masalah, seharusnya berterima kasih, pertumbuhan jumlah gereja lebih besar daripada masjid, kenapa urusan satu gereja ini anda sampai bicara ke seluruh dunia?” tentu saja jawaban ini di nilai sangat tidak nasionalis,-tidak usah di jabarkan namun pasti kita mengerti
Contoh lainnya
Mendagri Gamawan yang meminta
Jokowi agar menuruti kemauan pendemo yang mengatasnamakan masyarakat Lenteng Agung, dalam perihal penempatan Lurah Susan Jasmine
Yang lebih parah lagi tokoh yang di anggap sebagai pencetus reformasi
( Amien Rais ) malah melakukan hal yang sama berikut kutipan perkataan
Amien Rais yang di nilai sanagt jauh dari nilai nilai nasionalisme
” Jadi pemimpin umat manusia yang beragama Kristen, Katolik, Kong Hu Chu, Nasrani, Zoroaster, PKI, dan lain sebagainya itu; pemimpinnya seharusnya orang beriman ”
” Pukulan telak dan kesalahan fatal, yaitu ketika Jokowi dan Ahok itu menang menjadi Gubernur DKI. Ini membuat saya agak resah, sampai mungkin tidak bisa tidur dua atau tiga malam. Karena saya tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi ”
” (Jangan menjadikan Yahudi dan Nasrani) tempat berlabuhmu, tempat bersandarmu, tempat referensimu. Yahudi dan Nasrani itu sokong-menyokong untuk menggencet orang Islam. Itu sudah jelas untuk menghancurkan umat Islam. ”
Jika sudah begini mau dibawah kemana Indonesia, pantas jika Ormas yang sering di sebut sebagai
laskar putih - putih, terus melangkah maju tampa ada rasa bersalah, seolah olah mereka adalah polisi dan pahlawan bagi kaumnya, karena merasa diri benar dan di belah
Semoga saja
pemimpin Indonesia kedepan lebih tegas dan memberantas minimnya nilai Nasionalme demi persatuan dan kesatuan Indonesia
(jmw)